Pages

أهلا وسهلاعلى بلدي بلوق أن يفسر معنى في رحم الإسلام

Sabtu, 10 Desember 2011

"Pelajaran Berharga dari Nabi Musa AS"

Betapa banyak kisah-kisah mendidik yang kita dapat ambil dalam kitab suci al-Quran, namun perlu diketahui bahwa kisah-kisah tersebut bukan hanya dongeng-dongeng belaka seperti dalam buku-buku cerita lain yang berfungsi untuk menghibur.
Allah swt memberikan cerita-cerita dalam al-Quran dengan tujuan agar manusia bisa mengambil pelajaran dari cerita tersebut, jika ada hal yang baik, tuhan berharap kita bisa mengambil dan menirunya dan sebaliknya jika ada yang buruk tuhan menginginkan kita menjauh dari hal tersebut.

Salah satu kisah menarik di antaranya adalah kisah nabi Musa a.s yang darinya kita bisa mengambil pelajaran, yaitu berada pada surat An-Naziat, ayat ke 15 sampai 20, sebagai berikut:

هَلْ أَتاكَ حَديثُ مُوسى‏ .إِذْ ناداهُ رَبُّهُ بِالْوادِ الْمُقَدَّسِ طُوىً اذْهَبْ إِلى‏ فِرْعَوْنَ إِنَّهُ طَغى‏ فَقل هَلْ لَكَ إِلى‏ أَنْ تَزَكَّى وَ أَهْدِيَكَ إِلى‏ رَبِّكَ فَتَخْشى‏ فَأَراهُ الْآيَةَ الْكُبْرى‏

Sudahkah sampai kepadamu (ya Muhammad) kisah Musa.Tatkala Tuhannya memanggilnya di lembah suci ialah Lembah Thuwa;"Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas,dan katakanlah (kepada Fir'aun) :" Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)"Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada- Nya"Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar.
Dalam ayat-ayat ini Allah ingin bercerita tentang kisah nabi Musa kepada nabi Muhammad saw, Allah memulainya dengan sebuah pertanyaan, hal ini dilakukan oleh Allah agar kisah yang akan Dia bawa lebih menarik perhatian Pendengarnya. Dan semacam ini bisa kita praktekkan dalam keseharian kita, ketika kita ingin bercerita mulailah dengan sebuah pertanyaan.

Mungkin kisah tentang nabi Musa dan Fir’aun adalah kisah yang sangat familier, namun jika kita mengkaji lagi ayat-ayatnya yang berkenaan dengan kisah tersebut, sebenarnya ada 5 pelajaran yang dapat kita ambil dari kisah tersebut, antara lain:

1. Berkenaan dengan ayat ke 17 yang mengatakan:” Pergilah kamu kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melampaui batas.” Dari ayat ini menunjukkan bahwa pemimpin memiliki tugas untuk memberantas keburukan, mungkin sebagian dari kita beranggapan saya bukan pemimpin dan tidak memiliki tugas untuk memberantas keburukan, hal ini tidak benar, karena perlu diingat bahwa setiap manusia setidaknya dia adalah pemimpin buat dirinya sendiri, yang berarti setiap manusia memiliki tugas memberantas keburukan baik yang ada pada dirinya ataupun pada orang lain.

2. Berkenaan dengan ayat ke 18 yang berbunyi: “Dan katakanlah (kepada Fir'aun) : Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan)” dalam ayat ini sama sekali Allah tidak mengajarkan kepada nabi Musa untuk memaksa Fir’un untuk menjadi baik, bahkan ajakannya pun terkesan lembut. Kalau ingin mengajak Fir’un pada kebaikan saja dibutuhkan kelemahlembutan apalagi pada selain Fir’aun yang mungkin lebih baik darinya. Berarti untuk mengajak kebaikan. kepada siapun dia langkah pertama yang harus kita lakukan adalah melakukannya dengan lemah lembut dan sama sekali tidak boleh ada paksaan.

3. Pada ayat ke 18 dan 19: dan katakanlah (kepada Fir'aun) :" Adakah keinginan bagimu untuk membersihkan diri (dari kesesatan). Dan kamu akan aku pimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada- Nya.." Allah menyuruh Musa agar Fir’aun terlebih dahulu membersihkan dirinya lalu Musa bisa memberinya hidayah atau petunjuk. Dari sinilah kita bisa tahu bahwa seseorang tidak akan pernah bisa mendapat hidayah sebelum membersihkan dan mengosongkan dirinya dari hal-hal yang buruk. Mungkin kita bisa mengibaratkannya dengan sebuah lapangan terbang harus kosong terlebih dahulu baru pesawat bisa mendarat.

4. Masih di ayat ke 19: “Dan kamu akan kupimpin ke jalan Tuhanmu agar supaya kamu takut kepada- Nya" dari ayat ini menunjukkan bahwa buah dari hidayah atau petunjuk adalah takwa, ketika seseorang sudah mampu menerima hidayah maka hasil yang akan didapatkan dia akan menjadi lebih baik dan bahkan akan menjadi orang yang bertakwa.

5. Berkenaan dengan ayat ke20: “Lalu Musa memperlihatkan kepadanya mukjizat yang besar” mengingat akan pembangkangan Fir’aun, langkah terakhir yang dilakukan oleh nabi Musa adalah menunjukkan mukjizatnya, hal ini dilakukan oleh nabi Musa agar Fir’aun lebih meyakini kenabiannya dan kebenaran apa yang dibawa oleh nabi Musa. Kitapun butuh sesuatu untuk meyakinkan orang lain atas kebenaran apa yang kita lakukan atau yang kita katakan walaupun tentunya tidak dengan mukjizat, tapi bisa dengan dalil akal misalnya atau dalil al-Quran dan hadis atau riwayat.

Semoga pelajaran ini bisa kita praktekkan dan kita tiru dalam kehidupan sehari.

0 komentar:

Posting Komentar