Pages

أهلا وسهلاعلى بلدي بلوق أن يفسر معنى في رحم الإسلام

Minggu, 14 April 2013

BIOGRAFI Romo KH. SHOLEH BAHRUDDIN


KH Moh. Sholeh Bahruddin Kalam atau yang akrab di panggil Romo Kyai Sholeh oleh santri-santrinya adalah putra pertama dari sebelas bersaudara putra dari pasangan KH Bahruddin Kalam dan Nyai Shofurotun. Beliau dilahirkan di desa Carat-Gempol-Pasuruan pada hari sabtu 25 Sya’ban 1372 H atau tepatnya pada tanggal 09 Mei 1953 M.
Dalam hal pendidikan, sejak kecil beliau diajar langsung oleh ayahnya sendiri dan kemudian Romo Kyai diperintahkan untuk mondok dan menuntut ilmu ke kakeknya sendiri (ayah dari ibu), yaitu K. Asy’ari di Ngoro-Mojokerto. Selain belajar langsung dari kakeknya, Romo Kyai juga belajar pada pamannya, yaitu K. Syamsuddin. Dari kedua guru yang masih saudara itulah Romo Kyai diajarkan dasar-dasar agama.
Kemudian, Romo Kyai melanjutkan pendidikan agama di berbagai pesantren. Tercatat ada beberapa pesantren yang pernah dimondoki oleh beliau, termasuk diantaranya sebagai berikut:
  1. KH. Qusyairi: Mojosari Mojokerto Jawa Timur
  2. KH. Bahri: Sawahan Mojosari Mojokerto Jawa Timur
  3. KH. Jamal: Batho’an Mojo Kediri Jawa Timur
  4. KH. Musta’in: Peterongan Jombang Jawa Timur
  5. KH. Iskandar: Kandangan Ngoro Jombang Jawa Timur
  6. KH. Muslikh: Meranggen Semarang Jawa Tengah
  7. KH. Munawir: Tegal Arum Kertosono Nganjuk Jawa Timur
Setelah selesai mendalami pendidikan agama di berbagai pondok pesantren, pada usia 22 tahun, tepatnya pada tahun 1975, beliau menikah dengan Nyai Hj. Siti Sa’adah dari Trenggalek hingga sekarang, yang mana kalau dihitung secara silsilah atau garis keturunan beliau dengan Nyai Siti Sa’adah masih ada satuan garis keturunan. Dari pernikahan tersebut beliau dikaruniai sepuluh putra, yaitu Siti Muthoharoh, Atik Hidayatin, Ahmad Syaikhu, Siti Faiqoh, Luluk Nadliroh, Siti Khurrotin, M. Faisal (Alm), M. Busthomi (Alm), Siti Hajar dan Siti Nuronia.
Dari pengalaman mondok di berbagai pesantren dan beberapa amanah dari gurunya. Beliau mempraktekkan apa yang beliau dapatkan selama mondok, yaitu dengan mendirikan beberapa lembaga pendidikan, baik itu formal maupun non formal. Pada tahun 1985 beliau mendirikan lembaga pendidikan Pondok Pesantren Ngalah. Kemudian pada disusul dengan mendirikan lembaga pendidikan yang lain pada tahun-tahun berikutnya, mulai dari TK sampai dengan Universitas. Dari pendirian lembaga-lembaga tersebut, beliau  mempunyai tujuan dan harapan untuk mencerdaskan bangsa dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Selain menjadi mempunyai tujuan dan harapan untuk mencerdaskan bangsa dan mempertahankan nilai-nilai Pancasila. Selain menjadi pengasuh dan pendiri Pondok Pesantren Ngalah dan lembaga-lembaga yang telah disebutkan tersebut, beliau juga menjadi sesepuh (penasehat) Yayasan Darut Taqwa Sengonagung Purwosari Pasuruan sekaligus menjabat sebagai Musytasar NU cabang Pasuruan periode 2006-2010. Dalam menjalankan amanah beliau mempunyai prisip atau motto ngayomi lan ngayemi terhadap sesama.

0 komentar:

Posting Komentar