Pages

أهلا وسهلاعلى بلدي بلوق أن يفسر معنى في رحم الإسلام

Minggu, 01 Januari 2012

"Kandungan Ilmu Syari'at"


KEUTAMAAN ILMU SYAR’I
Oleh : Al-Ustadz Abdurrahman Mubarok 
Allah Subhanahu wa Ta’ala telah memuji ilmu dan orang berilmu, sertamenganjurkan hamba-hamba-Nya untuk membekali diri mereka dengan ilmu. Bahkansetiap muslim telah diwajibkan oleh Allah untuk mempelajari ilmu.
RasulullahShallallahu ‘alaihi wassallam berkata:
“Menuntut ilmu adalah wajib bagi setiap Muslim”.(Shahihul Jami’ 3913)
Menuntut ilmu adalah amalan shalih yang paling afdhal dan termasuk amalan jihad fisabilillah karena tegaknya agama Allah adalah dengan dua perkara:
1. Ilmu
2. Senjata dan peperanganDua perkara ini haruslah ada, tidak mungkin agama Allah akan menang kecualidengan dua perkara ini.

KEUTAMAAN ILMU DALAM AL-QUR’AN DAN SUNNAH
Allah dan RasulNya telah menerangkan keutamaan ilmu, orang berilmu sertaorang yang mempelajarinya, diantara keutamaan ilmu:
  1. "Allah akan mengangkat derajat orang berilmu", sebagaimana firman Alloh SWT dalam Q.S Al-Mujadalah yang berarti :“Allah akan meninggikan orang-orang beriman di antaramu dan orang-orang  yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat”.(QS.Al Mujadalah:11)
  2.  "Ilmu adalah warisan para Nabi", Rasulullah berkata: “Ilmu adalah warisan para Nabi, para Nabi tidaklah mewariskan emas ataupundirham, akan tetapi mewariskan ilmu, barang siapa yang mengambilnya maka telahmengambil bagian yang banyak”.(Shahihul Jami Al Albani 6297)
  3.  "Allah menginginkan kebaikan bagi seorang yang berilmu", Rasulullah berkata: “Barangsiapa yang Allah inginkan kebaikan niscaya akan dipahamkan tentang masalah agama”.(Shahihul Jami’ Al Albani:6612)
  4.  "Ilmu adalah jalan menuju surga", Rasulullah berkata: “Barang siapa yang menempuh satu jalan untuk menuntut ilmu maka Allah akanmempermudah jalannya menuju surga”.(HR. Muslim)
  5.  "Orang berilmu adalah orang-orang yang senantiasa diatas alhaq hinggamenjelang hari kiamat", Rasulullah berkata: “Barang siapa yang Allah ingingkan kebaikan niscaya akan dipahamkan tentang masalah agama. Aku (Rasulullah) hanyalah pembagi (sedangkan) Allah lah yang memberi. Akan senantiasa ada sekelompok umat ini (muslimin) yang tetap diatas perintah Allah, tidak akan membahayakan mereka (ketika ada) orang yang menyelisihinya hingga datang urusan Allah (hari kiamat)”. Dan Imam Ahmad Berkata –tentang kelompok ini-, “Kalau mereka bukan AhlulHadits, aku tidak tahu siapa mereka”.Al Qodhi Iyadh berkata: “Maksud Imam Ahmad adalah Ahlussunnah dan orangyang berkeyakinan dengan madzhab ahlul hadits”.

ILMU APAKAH YANG TELAH DIPUJI OLEH ALLAH DAN RASULNYA DAN WAJIB KITA PELAJARI ?
Berkata Syaikh Muhammad bin Shalih Al Utsaimin, “Ilmu yang dipuji adalahilmu wahyu, ilmu yang Allah turunkan saja, Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:“Para Nabi tidaklah mewariskan emas ataupun dirham, akan tetapi mewariskanilmu, barang siapa yang mengambilnya telah mengambil bagian yang banyak”Sudah maklum bahwa ilmu yang diwariskan para Nabi adalah ilmu syariat bukanlah ilmu yang lainnya.

Untuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat dan meraih keutamaannya, seorangyang menuntut ilmu hendaknya memperhatikan adab-adab berikut:
  1. Ikhlas
   Ilmu adalah ibadah dan ibadah haruslah didasari dua perkara, ikhlas danmutaba’ah (Sesuai tuntunan Rasulullah).Lalu bagaimana terwujud ke ikhlasan dalam menuntut ilmu ? Ikhlas dalammenuntut ilmu terwujud dengan beberapa perkara:
  •   Niatkanlah belajar untuk menjalankan perintah Allah.
  •   Niatkan untuk menghilangkan kebodohan pada diri sendiri dan oranglain.
  •   Niatkan dalam rangka mengikuti syariat Nabi Muhammad SAW.
  •   Niatkan dalam rangka menjaga dan membela syariat Allah.(Syarah Hilyah Al Utsaimin 25-28)

        2.  Bertakwa kepada Allah
     Takwa adalah dengan menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan Nya. Allah berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, jika kamu bertaqwa kepada Allah, kami akan memberikan kamu furqaan. Dan kami akan jauhkandirimu dari kesalahan-kesalahanmu, dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar”. (QS Al-Anfal:29)
     Berusaha untuk memahami ilmu dengan pemahaman yang benar
Berkata Ibnul Qoyim: “Tidaklah seorang diberi nikmat yang terbesar setelah Islam selain niat yang baik dan pemahaman yang benar”.Lalu bagaimanakah cara mendapatkan pemahaman yang benar ?
Banyak hal yang harus dilakukan, diantaranya:
  • Memilih guru yang benar pemahamannya diatas jalan ahlussunnah.Muhammad bin Sirin berkata, “Dulu mereka tidak bertanya tentang fitnah. Tatkala terjadi fitnah merekapun berkata: “Sebutkanlah rowi-rowi kalian”, jika ahlussunnah diterima haditsnya, tapi jika bukan dariahlusunnah maka tidak diterima haditsnya”.
  • Memilih kitab-kitab/buku-buku yang berpemahaman ahlussunnah-Tadaruj (bertahap) dalam mempelajari ilmu-Mendengar dan memperhatikan ilmu yang disampaikan (SyarahHilyah Al Utsaimin:136-137). Sesungguhnya masih banyak adab-adab yang harus kita amalkanuntuk mendapatkan ilmu yang bermanfaat. Bagi yang mengingikankejelasan lebih lanjut tentang pembahasan ini silahkan merujuk kepada kitab syarah Hilayatu Thalabul ilmi karya Syaikh Muhammad Shalih AlUtsaimin.Mudah-mudahan apa yang kami sampaikan dapat bermanfaat bagi kitasemua.
FATWA ULAMA AHLUSSUNNAH
Tanya :
Apakah dalam belajar kita hanya mencukupkan diri dengan mempelajari ilmusyar’I (ilmu agama), tidak belajar ilmu dunia ?
Jawab
Asy-Syaikhul Muhaddits Muqbil bin Hadi Al-Wadi’I rahimahullahu menjawab:“Ilmu yang wajib untuk kita pelajari dan kita dahulukan adalah ilmu syar’i. Ilmu inilah yang Allah SWT wajibkan atas anda. Rasulullah SAW bersabda: 
“Menuntut ilmu wajib bagi setiap muslim”Bila anda ingin mengerjakan shalat sebagaimana shalat Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam, maka pelajari ilmunya sebelum anda mempelajari kimia, fisika, matematika, danselainnya. Bila ingin berhaji, anda harus mengetahui bagaimana manasik haji yangditunaikan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Demikian pula dalam masalahaqidah dan pembayaran zakat. Bila ingin melakukan transaksi jual beli, semestinya anda pelajari hukum jual beli sebelum anda mempelajari ilmu fisika, kimia dan selainnya.Setelah anda pelajari perkara yang memberikan manfaat kepada anda dan anda mengenalaqidah yang benar, tidak apa-apa bagi anda mempelajari ilmu yang mubah anda inginkan.Akan tetapi bila anda diberi taufiq, dikokohkan oleh Allah Subhanahu Wa ta’aladan dijadikan anda cinta terhadap ilmu yang bermanfaat, ilmu Al-Qur’an dan As-Sunnah,maka teruslah mempelajarinya, karena Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
“Siapa yang Allah inginkan kebaikan baginya maka Allah faqihkan (pahamkan)dia dalam agama.”
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
“Berpalinglah engkau dari orang yang enggan berzikir kepada Kami dan ia tidak menginginkan kecuali kehidupan dunia. Yang demikian itu merupakan kadar ilmu yang mereka capai.”(An-Najm:29-30)

Bila seseorang telah mempelajari ilmu yang wajib baginya, kemudia setelah itu iaingin belajar kedokteran, teknik, atau ilmu lainnya maka tidak mengapa ?. Kita sedikitpuntidak mengharamkan atas manusia apa yang Allah Subhanahu Wa ta’ala halalkan untuk mereka. Akan tetapi sepantasnya ia mengetahui bahwa kaum muslimin lebih butuhkepada orang yang dapat mengajari mereka agama yang murni sebagaimana yang dibawaoleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Mereka lebih butuh kepada orang yangalim daripada kebutuhan mereka terhadap ahli teknik, dokter, pilot, dan sebagainya.Dengan keberadaan ulama, kaum muslimin diajari tentang syariat Allah Subhanahu Wata’ala, tentang apa yang sepantasnya dilakukan oleh seorang dokter dan seterusnya.Sebaliknya jika tidak ada yang mengajarkan kebenaran (agama) kepada kaum muslimin,mereka tidak dapat membedakan mana orang yang alim dan mana ahli nujum. Merekatidak tahu apa yang sepantasnya dilakukan oleh ahli teknik. Mereka tidak dapatmembedakan antara komunis dengan seorang muslim. Dengan demikian, wahai saudaraku, rakyat yang bodoh ini butuh kepada ulama untuk menerangkan syariat AllahSubhanahu Wa ta’ala mereka kepada Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu‘alaihi wa sallam.” (Ijabatus Sa’il ‘ala Ahammil Masa’il, hal 300-301)

0 komentar:

Posting Komentar